Dalam keadaan
normal, di mana penularan penyakit sangat rendah, maka vaksinasi yang dilakukan
lebih sedikit. Apalagi siklus hidup ayam broiler sangat pendek; 6-7 minggu
telah keluar dari kandang untuk dijual. Keadaan ayam yang demikian, cukup
dilakukan vaksinasi tunggal terhadap ND, yaitu pada umur 10-15 hari melalui air
minum atau tetes mata/mulut. Akan tetapi apabila dirasa resiko penularan
penyakit sangat tinggi,
maka vaksinasi terhadap ND ini dilakukan dua kali, yakni umur 1 hari dan umur 3-4 minggu. Sedangkan untuk vaksinasi IB (Infeksi Bronchitis), Gumboro, dan Marek hanya dilakukan bila ada resiko infeksi penyakit yang tinggi. Untuk jelasnya perhatikan jadwal dan petunjuk vaksinasi serta pelaksanaan sebagai berikut:
maka vaksinasi terhadap ND ini dilakukan dua kali, yakni umur 1 hari dan umur 3-4 minggu. Sedangkan untuk vaksinasi IB (Infeksi Bronchitis), Gumboro, dan Marek hanya dilakukan bila ada resiko infeksi penyakit yang tinggi. Untuk jelasnya perhatikan jadwal dan petunjuk vaksinasi serta pelaksanaan sebagai berikut:
A.
Jadwal
vaksinasi.
Vaksinasi
terhadap
penyakit
|
KEADAAN PENYAKIT
|
|
Normal
|
Resiko infeksi penyakit tinggi
|
|
ND
IB
Gumboro
Marek
|
Umur 10-15 hari
|
Umur 1 hari dan 3-4 minggu
Umur 1 hari dengan semprot
Umur 4-14 hari
Umur 1 hari
|
B.
Beberapa
petunjuk dalam melakukan vaksinasi.
Agar vaksinasi berhasil seperti apa yang dimaksud, maka di dalam
melakukan vaksinasi perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1.
Ayam
yang divaksinasi hanyalah ayam-ayam yang sehat saja.
2.
Apabila
perlaksanaan vaksinasi melalui air minum, maka:
Ø
Tempat
minum harus dicuci baik-baik, tetapi tidak diperkenankan menggunakan
desinfektan detergent, sabun, dan lain-lain
Ø
Air
minum yang dipergunakan untuk mencampur vaksin hendaknya tidak mengandung
chloor atau zat-zat lainnya, yang sekiranya bisa mematikan virus. Oleh karena
itu agar vaksin ini aman, dianjurkan menggunakan air sumur, aquadest, air
hujan, dan lain sebagainya, tetapi jangan menggunakan air leiding.
Ø
Dua
sampai 4 jam menjelang dilaksanakan vaksinasi, ayam harus dipuasakan terlebih
dahulu. Sebab vaksin yang sudah dilarutkan ke dalam air minum harus habis
selama 2-3 jam.
3.
Bila vaksinasi
harus dilaksanakan secara suntikan, penganglah ayam bersebut dengan hati-hati.
Cara-cara penangkapan atau pemegangan jangan sampai kasar, sebab bisa
mengakibatkan stress.
4.
Vaksin
harus diusahakan terhindar atau terlindungi terhadap sinar matahari.
5.
Sesudah
botol vaksin habis terpakai, maka botol atau sisanya harus dimusnahkan, dibakar, atau direndam dalam air
panas.
6.
Obat
antistress harus dilakukan pada saat menjelang vaksinasi dan sesudahnya.
C. Pelaksanaan vaksinasi.
1.
Tetes mata
Vaksin di teteskan pada salah satu mata dengan menggunakan pipet. Jarak
antara unjung pipet dengan mata 1 cm. pada saat ditetes, mata harus terbuka
sehingga vaksin bisa masuk dan meresap. Untuk itu, maka harus ditunggu agar
mata yang habis ditetas itu dipejamkan. Mengenai dosis vaksinasi dengan cara
ini biasanya cukup 1 tetes/ekor. Namun demikian demikian selalu dianjurkan agar
para peternak dalam melaksanakannya selalu memperhatikan petunjuk dari pabrik
yang bersangkutan.
2. Tetes
hidung
Pada cara ini, penetesan dilakukan tepat dilubang hidung dan pada saat
dilakukan penetesan, lubang hidung yang sebelah harus ditutup dengan salah satu
jari, sehingga vaksin bisa langsung meresap.
3. Melalui
air minum
Vaksinasi dengan cara ini dilaksanakan sebagai berikut:
· Air
minum yang dipergunakan untuk melarutkan vaksin harus benar-benar bersih, tak mengandung
bahan-bahan desinfektan seperti detergent, sabun, dan lain-lain.
·
Air
minum yang dipergunakan diambil dari air sumur, aquadest, air hujan, dan lain
sebagainya, tetapi jangan menggunakan air leiding.
4. Injeksi
Dengan cara ini ayam dipegang satu persatu untuk diinjeksi dengan dosis
tertentu sesuai dengan anjuran pabrik. Pada umumnya injeksi dilakukan secara
intramusculair (masuk ke dalam otot) dada, atau paha. Cara ini banyak pula
dilaksanakan oleh para peternak, karena pelaksanaanya mudah dan efektif, sebab
dosis vaksin yang dimaksud bisa lebih tepat dari pada melalui air minum. Akan
tetapi cara ini juga tak lepas dari suatu kelemahan, antara lain:
·
Injeksi
memakan waktu cukup lama, apalagi kalau jumlah ayam yang harus di injeksi cukup
besar.
·
Ayam
akan stress, lebih-lebih kalau cara penangkapannya dan pemegangannya terlalu
kasar. Oleh karena itu, dianjurkan agar pelaksanan vaksinasi dengan cara
injeksi dilakukan pada sore hari atau malam hari. Sebab pada saat itu ayam
lebih tenang.
0 comments:
Post a Comment